ALARM KEAMANAN RUMAH
- UNTUK MEMAHAMI CARA KERJA TRANSISTOR BIPOLAR
- MEMBUAT RANGKAIAAN APLIKASI TRANSISTOR BIPOLAR
- MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH ELEKTRONIKA
- SENSOR INFRARED
spesifikasi
- 5VDC Operating voltage
- I/O pins are 5V and 3.3V compliant
- Range: Up to 20cm
- Adjustable Sensing range
- Built-in Ambient Light Sensor
- 20mA supply current
sensor Infrared merupakan sensor yang memancarkan sinar infrared berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya benda didepannya yang dimana hampir sama dengan prinsip sensor jarak.
- SENSOR REED SWITCH
Reed Switch merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai sensor magnetik. Cara kerjanya sangat mirip dengan saklar, namun dipengaruhi oleh meadan magnet, apabila didekatkan dengan mangnet maka reed switch ini akan tertutup, dan akan terbuka jika tidak dipengaruhi magnet.
- RELAY
dihubungkan ke 5V
GND dihubungkan ke GND
IN1/Data dihubungkan ke pin 2
- RESISTOR
- TRENSISTOR BIPOLAR
- Bi-Polar NPN Transistor
- DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
- Continuous Collector current (IC) is 100mA
- Emitter Base Voltage (VBE) is 6V
- Base Current(IB) is 5mA maximum
- Available in To-92 Package
- BUZZER
- LAMP
- POWERSUPPLY
- GROUND
- SENSOR INFRARED
Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
- SENSOR REED SWITCH
- RELAY
Medan magnet yang dihasilkan dengan melewatkan arus melalui coil dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti induktor, konstruksi transformator menggunakan dua coil induktor dengan inti besi. Namun, dalam konstruksi Relay Elektromekanik medan magnet yang diproduksi dalam coil digunakan untuk mengerahkan kekuatan mekanik pada benda-benda magnetik.
Ini mirip dengan magnet permanen yang digunakan untuk menarik benda magnet, tetapi di sini medan magnet dapat dihidupkan atau dimatikan dengan mengatur aliran arus melalui coil. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa operasi Relay Elektromekanik tergantung pada arus yang mengalir melalui coil.
Jika tidak ada supply yang diberikan ke terminal coil, maka relai tetap dalam kondisi mati seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini dan beban yang terhubung ke relai juga tetap dimatikan karena tidak ada catu daya yang diberikan untuk memuat.
Jika coil relay diberi energi dengan memberikan supply ke terminal coil di 'C', maka kontak relay yang bergerak akan tertarik ke arah kontak tetap. Dengan demikian, relay menyala dan supply terhubung ke beban seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Ada berbagai jenis relay, relay yang diberi energi oleh supply listrik dan melakukan tindakan mekanis (hidup atau mati) untuk menghubungkan atau memutus rangkaian yang disebut sebagai Relay Elektromekanik. Ada berbagai jenis relay seperti relay Buchholz, relay latching, relay terpolarisasi, relay merkuri, relay solid state, relay vakum, dan sebagainya.
- RESISTOR
Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
- TRENSISTOR BIPOLAR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal- Pin 1 sebagai base, gunanya menerima arus positif untuk membuka aliran arus yang terkumpul di pin 2 collector
- pin 2 sebagai collector, men ampung arus ketika base belum terbuka
- pin 3 sebagai emittor, mpeat tujuan arus dari collector menuju ground
cara kerja:ketika arus menuju collector maka arus akan tertahan sampai akhirnya base terisi oleh arus dan tegangan posiitif kemudian arus akan menuju emittor kemudian diteruskan menuju ground.
- Pin 1 sebagai base, gunanya menerima arus positif untuk membuka aliran arus yang terkumpul di pin 2 collector
- pin 2 sebagai collector, men ampung arus ketika base belum terbuka
- pin 3 sebagai emittor, mpeat tujuan arus dari collector menuju ground
Penggunaan fungsi dari sebuah transistor dapat dengan memanfaatkan karakteristik dari masing-masing daerah kerja sebuah transistor. Selain itu, dengan karakteristik transistor juga bisa digunakan untuk menganalisa arus dan tegangan transistor.
- BUZZER
Efek Piezoelektrik (Piezoelectric Effect) ditemukan pertama kali oleh dua orang ilmuwan Fisika pada tahun 1880 bernama Pierre Curie dan Jacques Curie yang berasal dari kebangsaan Perancis. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezoelectric Buzzer dan mulai populer digunakan pada tahun 1970-an.
Dalam rangkaian elektronika, piezoelectric buzzer dapat digunakan pada tegangan listrik sebesar 6 volt hingga 12 volt dan dengan tipikal arus sebesar 25 mA. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini sering disebut juga dengan Beeper.
BENTUK DAN SIMBOL BUZZER ELEKTRONIKA
Pada umumnya Buzzer Elektronika memiliki bentuk seperti tabung silinder dengan sebuah lubang kecil di bagian atas dan dua buah pin/kaki di bagian bawah. Berikut adalah bentuk dan simbol Buzzer Elektronika :
FUNGSI BUZZER ELEKTRONIKA
- Sebagai bel rumah
- Alarm pada berbagai peralatan
- Peringatan mundur pada truk
- Komponen rangkaian anti maling
- Indikator suara sebagai tanda bahaya atau yang lainnya
- Timer
- Dan lain-lain
PRINSIP KERJA BUZZER ELEKTRONIKA
Pada dasarnya, prinsip kerja dari buzzer elektronika hampir sama dengan loud speaker dimana buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang secara diafragma. Ketika kumparan tersebut dialiri listrik maka akan menjadi elektromagnet sehingga mengakibatkan kumparan tertarik ke dalam ataupun ke luar tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. Karena kumparan dipasang secara diafragma maka setiap kumparan akan menggerakkan diafragma tersebut secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.Namun dibandingkan dengan loud speaker, buzzer elektronika relatif lebih mudah untuk digerakkan. Sebagai contoh, buzzer elektronika dapat langsung diberikan tegangan listrik dengan taraf tertentu untuk dapat menghasilkan suara. Hal ini tentu berbeda dengan loud speaker yang memerlukan rangkaian penguat khusus untuk menggerakkan speaker agar menghasilkan suara yang dapat didengar oleh manusia
- LAMP
Thomas Alva Edison merupakan ilmuwan pertama yang menemukan lampu pijar (Incandescent lamp) komersial yang dapat tahan lama, penggunaan listrik yang lebih hemat dan juga dengan bahan yang lebih murah. Lampu Listrik temuan Thomas Alva Edison inilah yang digunakan oleh khalayak ramai dan hingga saat ini kita masih menikmati hasil penemuannya ini. Lampu Pijar pertama yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison pada tanggal 22 Oktober 1879 hanya dapat bertahan hingga 13,5 jam.
Simbol Lampu Listrik dalam Elektronika
Jenis-jenis Lampu Listrik
Seiring dengan perkembangan Teknologi, Lampu Listrik juga telah mengalami berbagai perbaikan dan kemajuan. Teknologi Lampu Listrik bukan saja Lampu Pijar yang ditemukan oleh Thomas Alva Edison saja namun sudah terdiri dari berbagai jenis dan Teknologi. Pada dasarnya, Lampu Listrik dapat dikategorikan dalam Tiga jenis yaitu Incandescent Lamp (Lampu Pijar), Gas-discharge Lamp (Lampu Lucutan Gas) dan Light Emitting Diode (Lampu LED).
- POWERSUPPLY
Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.
Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.
Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas.
Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.
Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.
Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).
Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).
- GROUND
- LANGKAH PERCOBAAN
- Siapkan alat dan bahan diatas
- Buat rangkaiaan seperti pada gambar
- Simulasikan rangkaiaan tersebut pada proteus
- PRISNSIP RANGKAIAAN
- GAMBAR RANGKAIAAN
- download html disini
- download video disini
- download gambar rangkaiaan disini
- download rangkaiaan disini
- DOWLOAD LIBRARY SENSOR MAGNETIC REDSWITCH disini
- DOWLOAD LIBRARY SENSOR INFRARED disini
- DOWNLOAD DATA SHEET DIODA DISNI
- DOWNLOAD DATA SHEET RESISTOR DISINI
- DOWNLOAD DATA SHEET RELAY DISINI
- DOWNLOAD DATA SHEET TRANSISTOR DISINI
- DOWNLOAD DATA SHEET MOTOR DC DISINI
- DOWNLOAD DATA SHEET BATERAI DISINI