Minggu, 21 Februari 2021

WASTAFEL OTOMATIS




TUJUAN[KEMBALI]

  • MEMPELAJARI CARA KERJA OPAMP
  • MEMPELAJARI CARA KERJA SENSOR INFRARED DAN SENSOR PIR

ALAT DAN BAHAN[KEMBALI]

  • SENSOR INFRARED 

Sensor line Proximityspesifikasi

  • 5VDC Operating voltage
  • I/O pins are 5V and 3.3V compliant
  • Range: Up to 20cm
  • Adjustable Sensing range
  • Built-in Ambient Light Sensor
  • 20mA supply current

    sensor Infrared merupakan sensor yang memancarkan sinar infrared berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya benda didepannya yang dimana hampir sama dengan prinsip sensor jarak.

    • SENSOR PIR

    Sensor PIR

        Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor PIR ini sendiri merupakan kependekan dari “Passive InfraRed” sensor


    • Vin : DC 5V 9V.
    • Radius : 180 derajat.
    • Jarak deteksi : 5 7 meter.
    • Output : Digital TTL.
    • Memiliki setting sensitivitas.
    • Memiliki setting time delay.
    • Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
    • Berat : 10 gr

    • OPAMP
    Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Pada umumnya, Op-Amp disimbolkan ke dalam simbol skematik Op-Amp seperti berikut ini :

    Simbol Skematik Op-Amp

    Berikut adalah bentuk fisik dari Op-Amp :

    Bentuk Fisik Op-Amp
    • RESISTOR
    Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur banyak nya arus dan tegangan yg melalui rangkaian tersebut


    Spesifikasi Resistor:

    • TRANSISTOR


        Transistor merupakan alat semi konduktor yang dipakai sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyamnung arus stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal

    Spesifikasi
      • Bi-Polar NPN Transistor
      • DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
      • Continuous Collector current (IC) is 100mA
      • Emitter Base Voltage (VBE) is 6V
      • Base Current(IB) is 5mA maximum
      • Available in To-92 Package 

    • RELAY

    Spesifikasi Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.
    Konfigurasi pin Relay 
    • dihubungkan ke 5V
    • GND dihubungkan ke GND
    • IN1/Data dihubungkan ke pin 2
    • DIODA
    Dioda merupakan komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor yang berfungsi untuk meyearahkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya 


    • BATERAI

        Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik dan sebagai bukti bahwa arus listrik mengalir pada rrangkaian

    • MOTOR

        Motor DC merupakan elektronika yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. pada motor DC terdapat 2 Input yang jika diberikan input yang berbeda maka motor akan berputar CCW atau CW tergantung pada inputan yang dimasukan

    • POWER SUPPLY

        Power Supply merupakan perangkat elektronika yang befungsi sebagai sumber daya untuk komponen yang yang lain
    • GROUND

        Ground berfungsi sebagau penghantararus listrik langsung ke bumi atau saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting

    DASAR TEORI[KEMBALI]

    • SENSOR INFRARED 
    Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

    Prinsip Kerja Sensor Infrared
     



    Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.

    Grafik Respon Sensor Infrared
     


    Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
    • SENSOR PIR
        Sensor PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia. Aplikasi ini biasa digunakan untuk system alarm pada rumah-rumah atau perkantoran. Sensor PIR adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia maupun hewan. Sensor PIR dapat merespon perubahan- perubahan pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia.
        Cara kerja Sensor PIR ini berbeda dengan sensor jenis infrared lain yang menggunakan fototransistor dan IRLED. PIR tidak akan memancarkan suatu objek sebagaimana yang terjadi pada IRLED. Sesuai dengan penyebutannya yaitu passive, maka cara kerja sensor gerak ini hanya memberikan respon terhadap gerakan atau energi yang berasal dari sinar infrarmerah yang pasif dan dipunyai oleh benda yang dapat dideteksi keberadaannya. Sedangkan jenis benda yang dapat dideteksi dengan inframerah ini pada umumnya adalah tubuh manusia. Sistem sensor gerak yang memakai modul PIR memang sangat sederhana dan lebih mudah diaplikasikan hanya membutuhkan tegangan input berupa tegangan DC 5 Volt. Sensor ini bisa mendeteksi gerakan yang berjarak 5 meter
    Respon terhadap arah, jarak, dan kecepatan


    Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah berjenis pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 320C, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh pyroelectric sensor yang merupakan bagian terpenting dari sensor PIR yang kemudian akan menghasilkan arus listrik, pemunculan arus listrik tersebut dapat terjadi karena pancaran sinar yang dihasilkan inframerah membawa suatu energi atau tenaga yang sifatnya panas.
    Respon terhadap suhu 



    • OPAMP
    Operational Amplifier (Op-Amp)
    Op-Amp adalah singkatan dari Operational Amplifier. Merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. IC Op-Amp adalah piranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Pada umumnya, Op-Amp disimbolkan ke dalam simbol skematik Op-Amp seperti berikut ini :

    Simbol Skematik Op-Amp

    Berikut adalah bentuk fisik dari Op-Amp :

    Bentuk Fisik Op-Amp

    Fungsi Op-Amp
    Fungsi dari Op-amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah. OpAmp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-peralatan elektronik sebagai penguat, sensor, mengeraskan suara, buffer sinyal, menguatkan sinyal, mengitegrasikan sinyal. Selain itu digunakan pula dalam pengaturan tegangan, filter aktif, intrumentasi, pengubah analog ke digital dan sebaliknya.

    Aplikasi Op-Amp
    1. Amplifier Inverting
    Berikut adalah rangkaian amplifier inverting :

    Amplifier Inverting
    Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier inverting dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :


    2. Amplifier Non-Inverting
    Berikut adalah rangkaian Amplifier Non-Inverting

    Amplifier Non-Inverting
    Untuk mencari penguatan / gain dari rangkaian amplifier non-inverting dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :


    3. Rangkaian Penjumlah (Adder)
    Berikut adalah rangkaian penjumlah (adder) :

    Rangkaian Penjumlah (Adder)
    Untuk mencari tegangan keluaran dari rangkaian penjumlah  atau adder dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :





    4. Rangkaian Pengurang (Subtractor)
    Berikut adalah rangkaian pengurang (subtractor) menggunakan Op-Amp :

    Subtractor 1 Op-Amp
    Untuk mencari tegangan keluaran dari rangkaian pengurang atau subtractor dengan Op-Amp dapat digunakan persamaan berikut :


    Selain subtractor dengan 1 Op-Amp, terdapat subtractor yang menggunakan 2 Op-Amp dan 3 Op-Amp. Berikut adalah rangkaian keduanya :

    Substractor 2 Op-Amp

    Substractor 3 Op-Amp

    5. Buffer
    Buffer pada suatu rangkaian elektronika digunakan untuk menjaga arus agar tetap pada nilai yang telah ditentukan. Berikut adalah rangkaian buffer :

    Buffer

    6. Komparator
    Berikut adalah rangkaian komparator :
    Komparator

    Untuk mendapatkan Vru dan Vrl, dapat digunakan persamaan berikut :


    7. Differensiator
    Berikut adalah rangkaian differensiator :



    8. Rangkaian Differensial
    Rangkaian differensial yang banyak digunakan dipasaran dapat dilihat pada gambar berikut :

    Rangkaian Differensial Yang Banyak Digunakan
    Untuk mendapatkan tegangan keluaran dari rangkaian differensial, maka dapat digunakan persamaan berikut :


    Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian differensiator, maka dapat digunakan persamaan berikut :


    9. Integrator
    Berikut adalah rangkaian integrator :

    Rangkaian Integrator

    Rangkaian integrator yang biasa digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :

    Rangkaian Integrator Yang Banyak Digunakan

    Tegangan keluaran integrator dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :


    Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian integrator, maka dapat digunakan persamaan berikut :


    10. Rangkaian Pengendali Proporsional Integral (PI) Analog

    Rangkaian Proporsional Integral (PI)
    Fungsi alih dari rangkaian proporsional integral (PI) dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :


    Keluaran dari rangkaian PI dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik berikut :


    Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PI jika masukannya adalah berupa fungsi step :

    Kurva Keluaran Rangkaian PID Masukan Fungsi Step
    Untuk mencari nilai-nilai komponen yang digunakan dalam membuat rangkaian PI, maka dapat digunakan persamaan berikut :


    11. Rangkaian Pengendali Proporsional Integral Differensial (PID) Analog 

    Rangkaian Proporsional Integral Differensial (PID)

    Fungsi alih dari rangkaian proporsional integral (PI) dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :



    Keluaran dari rangkaian PID dapat diketahui dengan persamaan transformasi balik berikut :


    Berikut adalah grafik keluaran dari rangkaian PID jika masukannya adalah berupa fungsi step :

    Kurva Keluaran Rangkaian PID Masukan Fungsi Step
    • RESISTOR
    Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika  karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
    Simbol Resistor :








    Cara menghitung nilai resistor :
    Rumus :

        
        1. Jika rangkaian seri, maka :
        2. Jika rangkaian paralel, maka :

    Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna

    Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.

    Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

    Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :

    Tabel Kode Warna Resistor

    Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :

    Cara menghitung nilai resistor 4 gelang

    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
    Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
    Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

    Contoh :

    Gelang ke 1 : Coklat = 1
    Gelang ke 2 : Hitam = 0
    Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
    Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
    Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.

    • TRANSISTOR

    Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal
    1. Pin 1 sebagai base, gunanya  menerima arus positif untuk membuka aliran arus yang terkumpul di pin 2 collector
    2. pin 2 sebagai collector, men ampung arus ketika base belum terbuka
    3. pin 3 sebagai emittor, mpeat tujuan arus  dari collector menuju ground
    cara kerja:
    ketika arus menuju collector maka arus akan tertahan sampai akhirnya base terisi oleh arus dan tegangan posiitif kemudian arus akan menuju emittor kemudian diteruskan menuju ground.

    Karakteristik   Transistor

    karakteristik transistor 1

    Penggunaan fungsi dari sebuah transistor dapat dengan memanfaatkan karakteristik dari masing-masing daerah kerja sebuah transistor. Selain itu, dengan karakteristik transistor juga bisa digunakan untuk  menganalisa arus dan tegangan transistor.

    • RELAY
    Relay adalah sebuah sakelar elektromekanik digunakan sebagai perangkat melindungi dan juga sebagai perangkat pengendali untuk berbagai rangkaian, peralatan, dan jaringan listrik di sistem tenaga.
    Aliran arus melalui konduktor listrik menyebabkan medan magnet pada sudut kanan ke arah aliran arus. Jika konduktor ini dibungkus untuk membentuk sebuah coil (coil), maka medan magnet yang dihasilkan akan berorientasi sepanjang coil. Jika arus yang mengalir melalui konduktor meningkat, maka kekuatan medan magnet juga meningkat (dan sebaliknya).

    Relay Elektromekanik Karakteristik dan Prinsip Kerja

    Medan magnet yang dihasilkan dengan melewatkan arus melalui coil dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti induktor, konstruksi transformator menggunakan dua coil induktor dengan inti besi. Namun, dalam konstruksi Relay Elektromekanik medan magnet yang diproduksi dalam coil digunakan untuk mengerahkan kekuatan mekanik pada benda-benda magnetik.

    Ini mirip dengan magnet permanen yang digunakan untuk menarik benda magnet, tetapi di sini medan magnet dapat dihidupkan atau dimatikan dengan mengatur aliran arus melalui coil. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa operasi Relay Elektromekanik tergantung pada arus yang mengalir melalui coil.
    Relay Elektromekanik terdiri dari berbagai bagian seperti angker bergerak, kontak bergerak & kontak stasioner atau kontak tetap, pegas, elektromagnet (coil), kawat yang dibungkus sebagai coil dengan terminalnya diwakili sebagai 'C' yang terhubung seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini untuk membentuk Relay Elektromekanik.

    Relay Elektromekanik Karakteristik dan Prinsip Kerja

    Jika tidak ada supply yang diberikan ke terminal coil, maka relai tetap dalam kondisi mati seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini dan beban yang terhubung ke relai juga tetap dimatikan karena tidak ada catu daya yang diberikan untuk memuat.

    Relay Elektromekanik Karakteristik dan Prinsip Kerja

    Jika coil relay diberi energi dengan memberikan supply ke terminal coil di 'C', maka kontak relay yang bergerak akan tertarik ke arah kontak tetap. Dengan demikian, relay menyala dan supply terhubung ke beban seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

    Relay Elektromekanik Karakteristik dan Prinsip Kerja

    Ada berbagai jenis relay, relay yang diberi energi oleh supply listrik dan melakukan tindakan mekanis (hidup atau mati) untuk menghubungkan atau memutus rangkaian yang disebut sebagai Relay Elektromekanik. Ada berbagai jenis relay seperti relay Buchholz, relay latching, relay terpolarisasi, relay merkuri, relay solid state, relay vakum, dan sebagainya.
    • BATERAI
    Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Pada percobaan kali ini, baterai berfungsi sebagai sumber daya
    • MOTOR
    Motor arus searah dengan belitan medan seri adalah jenis motor traksi tertua. Ini memberikan karakteristik torsi kecepatan yang berguna untuk propulsi, memberikan torsi tinggi pada kecepatan rendah untuk akselerasi kendaraan, dan torsi menurun seiring dengan peningkatan kecepatan. Dengan mengatur belitan medan dengan beberapa tap, karakteristik kecepatan dapat bervariasi, sehingga memungkinkan kontrol akselerasi operator yang relatif mulus. Ukuran kontrol lebih lanjut diberikan dengan menggunakan pasangan motor pada kendaraan dalam kontrol pararel seri ; untuk operasi lambat atau beban berat, dua motor dapat dijalankan secara seri dari suplai arus searah. Dimana kecepatan yang lebih tinggi diinginkan, motor ini dapat dioperasikan secara paralel, membuat tegangan yang lebih tinggi tersedia di masing-masing motor sehingga memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi. Bagian dari sistem rel mungkin menggunakan voltase yang berbeda, dengan voltase yang lebih tinggi dalam jangka panjang antar stasiun dan voltase yang lebih rendah di dekat stasiun yang hanya memerlukan pengoperasian lebih lambat.

    Varian dari sistem DC adalah motor seri AC, juga dikenal sebagai motor universal , yang pada dasarnya adalah perangkat yang sama tetapi beroperasi pada aruis bolak balik . Karena dinamo dan arus medan berlawanan arah pada saat yang sama, perilaku motor serupa dengan perilaku saat diberi energi dengan arus searah. Untuk mencapai kondisi pengoperasian yang lebih baik, rel AC sering kali disuplai dengan arus padafrekuensi yang lebih rendah daripada pasokan komersial yang digunakan untuk penerangan dan daya umum; pembangkit listrik arus traksii khusus digunakan, atau konveter putar digunakan untuk mengubah daya komersial 50 atau 60 Hz menjadi 25 Hz atau 16
     
     Frekuensi 2 ⁄ 3 Hz digunakan untuk motor traksi AC. Sistem AC memungkinkan distribusi daya yang efisien di sepanjang jalur rel, dan juga memungkinkan kontrol kecepatan dengan switchgear pada kendaraan.

    Motor induksi AC dan motor sinkron sederhana dan perawatannya rendah, tetapi sulit diterapkan pada motor traksi karena karakteristik kecepatan tetapnya. Motor induksi AC hanya menghasilkan sejumlah daya yang berguna pada kisaran kecepatan yang sempit yang ditentukan oleh konstruksinya dan frekuensi catu daya AC. 
    • POWER SUPPLY

    Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC.  DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

    Sebuah DC Power Supply atau Adaptor  pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.

    Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.Prinsip kerja DC Power Supply (Diagram Blok DC Power Supply)

    Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)

    Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas.

    transformator

    Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.Transformator Step Down

    Rectifier (Penyearah Gelombang)

    Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.Rangkaian Dioda Rectifier (Penyearah)

    Filter (Penyaring)

    Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).Rangkaian Filter (Penyaring)

    Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

    Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).

    Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).

    • GROUND
    Grounding listrik adalah  suatu sistem instalasi listrik yang bisa meniadakan beda potensial sebagai pelepasan muatan listrik berlebih pada suatu instalasi listrik dengan cara mengalirkannya ke tanah sehingga istilah sehari hari yang sering digunakan yaitu pentanahan atau arde.
    Simbol :







    PERCOBAAN[KEMBALI]

    • PROSEDUR PERCOBAAN
      • Siapkan alat dan bahan diatas
      • Buat rangkaiaan seperti pada gambar
      • Simulasikan rangkaiaan tersebut pada proteus
    • PRINSIP RANGKAIAAN
    ketika seseorang hendak mencuci tangan maka ia hanya perlu meletakan tangan nya dibawah kran air yang nantinya sensor pir akan mendeteksi suhu orang tersebut sehingga sensor aktif dan akan membukan kran air, dan ketika untuk  menggunakan sabun 
    • GAMBAR RANGKAIAAN



    VIDEO[KEMBALI]




    LINK DOWNLOAD[KEMBALI]

    • DOWNLOAD GAMBAR RANGKAIAAN DISINI
    • DOWNLOAD VIDEO DISINI
    • DOWNLOAD HTML DISINI
    • DOWNLOAD RANGKAIAAN DISINI
    • DOWNLOAD LIBRARY SENSOR PIR DISINI
    • DOWNLOAD LIBRARY SENSOR INFRARED DISINI
    • DOWNLOAD DATA SHEET DIODA DISNI 
    • DOWNLOAD DATA SHEET RESISTOR DISINI
    • DOWNLOAD DATA SHEET RELAY DISINI
    • DOWNLOAD DATA SHEET TRANSISTOR DISINI
    • DOWNLOAD DATA SHEET MOTOR DC DISINI
    • DOWNLOAD DATA SHEET BATERAI DISINI


        Tidak ada komentar:

        Posting Komentar

        LAPORAN AKHIR M4 (PERCOBAAN 2)   [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. JURNAL 2. HARDWARE 3. GAMBAR RANGKAIAAN 4. PRINSIP KERJA 5. VID...